Thursday, 23 April 2015

Rangkaian Acara Peringatan Hari Kartini 2015 – 2. Kunjungan Silaturahim Ke Senior HULASKO

Sahabat-Sahabat HULASKO,
 
Acara berikutnya, Yayasan HULASKO laksanakan pada Selasa, 21 April 2015, di rumah Mbak Lupy Amin di Cilangkap dan mbak Enny Yunus di Cibubur
 
Antara Teringat dan Mengingat 
“Cinta orang tua kepada kita adalah utang yang tak pernah mereka tagih, tapi juga tak pernah bisa kita lunasi”.
 
Seperti kata bijak di atas, mbak Lupy Amin dan mbak Enny Yunus, senior-senior perempuan HULASKO, bisa diibaratkan sebagai orang-tua orang-tua kita. Mereka ikut “membesarkan dan mendidik” serta mengantarkan Yunior HULASKO mengenali dunia kerja. Entahlah, seberapa sering kita teringat para senior kita. Lebih lagi bila pertanyaannya kita ganti, seberapa sering kita mengingat senior kita.
 
“Teringat” dan “Mengingat” tidaklah sama. “Teringat” terjadi lebih karena faktor eksternal. Mungkin kita melihat seorang senior dari perusahaan migas lain, yang sedang berjalan tertatih-tatih, lalu kita ingat senior kita di HULASKO. Sedangkan “Mengingat” adalah sebuah kesengajaan sejak mula. Mengingat adalah sebuah keputusan yang diambil by “purpose”.   “Mengingat” selalu bersifat proaktif, lebih dekat dengan kesadaran yang bersambung dengan suatu tindakan. Sedang “Teringat” lebih sering bersifat reaktif dan lebih sering berlanjut pada sekedar belas kasihan.
 
Yayasan HULASKO memang mengingat, karena by purpose melakukan kunjungan silaturahim ke rumah Mbak Lupy Amin di Cilangkap dan ke rumah mbak Enny Yunus di Cibubur sambil membawa souvenir tali asih dan melakukan do’a bersama, pada hari Selasa lalu, tgl 21 April 2015, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Ibu Kartini.
Alhamdulillah, mbak Lupy Amin, di usianya yang menginjak 81 thn pada bulan September 2015 yad, dengan 5 putra-putri dan 14 cucu, terlihat sehat dan gembira. Dengan hobbynya memasak, tampil gesit menyuguhkan aneka makanan, semuanya hasil masakan mbak Lupy sendiri.
Berpindah-pindah dari meja pertama; ke meja kedua; ke meja ketiga; dan ke meja kedua lagi, empat “Kartini” (Karina Tanjung, Melly Yuswar, Emmy Soerjo dan saya) dan satu “Kartono” (Aidil Akhnas) dibuat termehek-mehek kekenyangan atas suguhan yang semuanya enak.
 
 
Dengan pengalamannya bepergian ke hampir seluruh antero Nusantara dan ke sejumlah negara lain, mbak Lupy Amin menjadi inspirasi kami. Melalui suaranya yang masih lantang memberi perintah komando kepada Kartono yang pegang kemudi atas rute yang harus kami tempuh dari Cilangkap ke Cibubur, ke rumah mbak Enny Yunus, “Lurus....Belok kanan....Belok kiri... dst’.. 
 
Masih ingat mbak Enny Yunus?
Di usianya yang ke-75 thn dengan 3 putra-putri, 9 cucu dan 2 buyut, mbak Enny Yunus secara fisik sehat dan wajahnya masih cantik seperti dulu. Yang berubah, terlihat sedikit bongkok sewaktu berjalan dan berkurangnya pendengaran.
Di usia senjanya, mbak Enny menghabiskan waktunya dengan membuat syaal rajut hakken warna-warni dan menulis di diary pribadi. Dan ...kami, yang berkunjung dihadiahi masing-masing 1 syaal rajut hakken, made-by mbak Enny.  
 
 
Mbak Lupy Amin dan mbak Enny Yunus, menyampaikan Terima Kasih kepada semua HULASKOer dan menitipkan salam hangatnya. Keduanya adalah senior-senior perempuan HULASKO, yang menginspirasi yunior-yunior perempuan HULASKO dan mungkin yunior-yunior laki-laki HULASKO. Benar adanya, silaturahim memberikan manfaat banyak. Kami rombongan yang berkunjung juga senang karena membawa pulang berbagai tanaman untuk aroma/penyedap makanan maupun yang mempunyai manfaat untuk kesehatan: pandan wangi, pandan suji, mangkokan dan daun kelor. Semuanya saling mendo’akan agar tetap sehat.
 
Meski kini tak lagi dalam konteks melawan penjajah, kegigihan para pahlawan wanita Indonesia hingga kini masih relevan menjadi teladan bagi kaum perempuan di era modern ini, melalui sumbangan sosial dan intelektualnya, untuk mewariskan keteladanan dalam memaknai kehidupan. In Sya Allah.
 
Bravo HULASKO!
 
Salam,
 
Budi Palupi
 


 

1 comment: