Sahabat-Sahabat HULASKO,
Acara berikutnya, Yayasan HULASKO
laksanakan pada Selasa, 21 April 2015,
di rumah Mbak Lupy Amin di Cilangkap dan mbak Enny Yunus di Cibubur
Antara
Teringat dan Mengingat
“Cinta
orang tua kepada kita adalah utang yang tak pernah mereka tagih, tapi juga tak
pernah bisa kita lunasi”.
Seperti kata bijak di atas, mbak Lupy
Amin dan mbak Enny Yunus, senior-senior perempuan HULASKO, bisa diibaratkan sebagai
orang-tua orang-tua kita. Mereka ikut “membesarkan dan mendidik” serta
mengantarkan Yunior HULASKO mengenali dunia kerja. Entahlah, seberapa sering
kita teringat para senior kita. Lebih lagi bila pertanyaannya kita ganti,
seberapa sering kita mengingat senior kita.
“Teringat”
dan “Mengingat” tidaklah sama. “Teringat” terjadi lebih
karena faktor eksternal. Mungkin kita melihat seorang senior dari perusahaan
migas lain, yang sedang berjalan tertatih-tatih, lalu kita ingat senior kita di
HULASKO. Sedangkan “Mengingat” adalah sebuah kesengajaan sejak mula. Mengingat
adalah sebuah keputusan yang diambil by “purpose”.
“Mengingat” selalu bersifat proaktif,
lebih dekat dengan kesadaran yang bersambung dengan suatu tindakan. Sedang
“Teringat” lebih sering bersifat reaktif dan lebih sering berlanjut pada
sekedar belas kasihan.
Yayasan HULASKO memang mengingat,
karena by purpose melakukan kunjungan
silaturahim ke rumah Mbak Lupy Amin di Cilangkap dan ke rumah mbak Enny Yunus
di Cibubur sambil membawa souvenir tali asih dan melakukan do’a bersama, pada
hari Selasa lalu, tgl 21 April 2015, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir
Ibu Kartini.
Alhamdulillah,
mbak Lupy Amin, di usianya yang menginjak 81 thn pada bulan September 2015 yad,
dengan 5 putra-putri dan 14 cucu, terlihat sehat dan gembira. Dengan hobbynya
memasak, tampil gesit menyuguhkan aneka makanan, semuanya hasil masakan mbak
Lupy sendiri.
Berpindah-pindah
dari meja pertama; ke meja kedua; ke meja ketiga; dan ke meja kedua lagi, empat
“Kartini” (Karina Tanjung, Melly Yuswar, Emmy Soerjo dan saya) dan satu
“Kartono” (Aidil Akhnas) dibuat termehek-mehek kekenyangan atas suguhan yang
semuanya enak.
Dengan
pengalamannya bepergian ke hampir seluruh antero Nusantara dan ke sejumlah
negara lain, mbak Lupy Amin menjadi inspirasi kami. Melalui suaranya yang masih
lantang memberi perintah komando kepada Kartono yang pegang kemudi atas rute
yang harus kami tempuh dari Cilangkap ke Cibubur, ke rumah mbak Enny Yunus,
“Lurus....Belok kanan....Belok kiri... dst’..
Masih ingat mbak Enny Yunus?
Di usianya yang ke-75 thn dengan 3
putra-putri, 9 cucu dan 2 buyut, mbak Enny Yunus secara fisik sehat dan
wajahnya masih cantik seperti dulu. Yang berubah, terlihat sedikit bongkok
sewaktu berjalan dan berkurangnya pendengaran.
Di usia senjanya, mbak Enny
menghabiskan waktunya dengan membuat syaal rajut hakken warna-warni dan menulis
di diary pribadi. Dan ...kami, yang berkunjung dihadiahi masing-masing 1 syaal
rajut hakken, made-by mbak Enny.
Mbak Lupy Amin dan mbak Enny Yunus,
menyampaikan Terima Kasih kepada semua HULASKOer dan menitipkan salam
hangatnya. Keduanya adalah senior-senior perempuan HULASKO, yang menginspirasi
yunior-yunior perempuan HULASKO dan mungkin yunior-yunior laki-laki HULASKO. Benar
adanya, silaturahim memberikan manfaat banyak. Kami rombongan yang berkunjung
juga senang karena membawa pulang berbagai tanaman untuk aroma/penyedap makanan
maupun yang mempunyai manfaat untuk kesehatan: pandan wangi, pandan suji, mangkokan dan daun kelor. Semuanya
saling mendo’akan agar tetap sehat.
Meski kini tak lagi dalam konteks
melawan penjajah, kegigihan para pahlawan wanita Indonesia hingga kini masih
relevan menjadi teladan bagi kaum perempuan di era modern ini, melalui
sumbangan sosial dan intelektualnya, untuk mewariskan keteladanan dalam
memaknai kehidupan. In Sya Allah.
Bravo HULASKO!
Salam,
Budi Palupi

test
ReplyDelete