Thursday, 12 December 2013

Kekecewaan Diri dan Kerinduan Seorang Ayah Kepada Putrinya


Sahabat-Sahabat HULASKO,

Masih ingat pak Rudy Gumansalangi kan?
Benar bila dikatakan kekecewaan yang berakumulasi bisa menyebabkan perilaku buruk pada seseorang.

Itulah yang ditunjukkan oleh pak Rudy belakangan ini, sesuai yang dituturkan oleh Ibu Christine, atau yang biasa kami sebut Ibu Bidan, Ibu Pengelola Panti/Yayasan Usaha Mulia Jaya Pondok Petir, Reni Jaya,  Depok, di mana pak Rudy berada.

Selama setahun ini, rupanya tidak ada Keluarga, Famili, Kerabat, Teman, termasuk Yayasan HULASKO, yang mengunjungi pak Rudy. Itulah salah satu penyebab kekecewaan pak Rudy yang memang “sendiri” walaupun banyak teman pak Rudy, sesama penghuni Panti.

Kemarin, hari Kamis, tgl 12 Desember 2013, sewaktu Yayasan HULASKO berkunjung, wajah pak Rudy (72 tahun) tampak segar dan banyak senyum manakala Yayasan HULASKO mengingatkan masa-masa lalu, masa-masa pak Rudy berkarya, menjadi “seseorang” di Hudbay Riau/Lasmo Riau.

Agar hati pak Rudy gembira, Yayasan HULASKO meminta pak Rudy menyanyi. Dia berucap, “Saya bisa menyanyi lagu-lagu gereja, tapi sekarang lupa”. Duduk mendekat agar pak Rudy mendengar, Yayasan HULASKO meminta pak Rudy untuk menghentikan perilaku buruknya. Pak Rudy yang selama ini  bergerak, menggunakan kursi roda, diketahui  beberapa kali menubrukkan kursi rodanya ke Ibu Sofia (73 thn), sesama penghuni Panti. Tentu saja Ibu Sofia, yang berbadan ringkih dan sudah lebih sepuh secara usia, jatuh tidak berdaya. Tidak saja menubrukkan  kursi rodanya, tetapi pak Rudi, yang gigi-giginya terlihat masih rapi dan kuat juga sering “nyokot” (menggigit) lengan Ibu Sofia.

Kondisi mental pak Rudy inilah yang sekarang perlu perhatian. Ketika Yayasan HULASKO menanyakan keinginan pak Rudy, dia mengatakan ingin mempunyai Kruk Alat Bantu Jalan. Ketika Yayasan HULASKO mengkonfirmasi ke Ibu Bidan, untuk berjalan dengan Kruk, seharusnya pak Rudy latihan berdiri dulu sambil pegangan tiang di Panti. Ternyata pak Rudy tidak sanggup berdiri, karena sakitnya pada tempurung lutut kaki kanannya.     

Penyebab lain dari kekecewaannya adalah kerinduan mendalam pak Rudy, yang belum kesampaian, pada Rahayu (Ayu, 26 tahun), puteri tunggalnya. Setelah menamatkan studinya di Yogyakarta, kemungkinan Ayu kini tinggal di Malang beserta ibunya (mantan isteri pak Rudy). Yayasan HULASKO berusaha menyambungkan hubungan yang putus ber-tahun2 itu dengan menelpon pada 2 nomor HP, yang dicatat di buku kecil pak Rudy.  Namun kedua nomor HP itu tidak tersambung, kemungkinan besar nomor-nomornya sudah ganti. Kasihan!

Sahabat-Sahabat HULASKO,

Tiada kata lain, yang patut diucapkan, kecuali Yayasan HULASKO menyampaikan Terima Kasih kepada Pengelola dan Perawat Panti yang sudah lebih setahun ini merawat pak Rudy dengan memberikan donasi sebesar Rp 2,000,000.- (Dua juta Rupiah), untuk membantu memenuhi keperluan perawatan dan pengobatan pak Rudy.

Pak Rudy tentu gembira apabila sahabat-sahabat HULASKO berkenan mengunjunginya di Panti, yang alamatnya bisa diihat di foto Kunjungan Yayasan HULASKO kemarin (terlampir). Dan Insya Allah kondisi mental pak Rudy bisa pulih kalau rasa rindunya terobati, dengan ditemukannya atau didapatnya informasi tentang keberadaan dan alamat Ayu, putrinya.   
Kita do'akan semoga pak Rudy mendapatkan yang terbaik di sisa usia senjanya. Aamiin.


Salam HULASKO

No comments:

Post a Comment