SILATURAHIM
YAYASAN HULASKO DENGAN YATIM PIATU
PENERIMA PROGRAM BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
YAYASAN HULASKO DENGAN YATIM PIATU
PENERIMA PROGRAM BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
Siapakah Yatim Piatu itu?
Masih tersimpan di ingatan kita, sosok almarhum Asep Epi Sapari yang semasa hidupnya bekerja di Divisi Finance. Tidak lama setelah rekan Asep
Masih tersimpan di ingatan kita, sosok almarhum Asep Epi Sapari yang semasa hidupnya bekerja di Divisi Finance. Tidak lama setelah rekan Asep
Epi Sapari wafat, isterinya menyusul pulang ke rahmatullah, meninggalkan 3 anak yatim piatu: 2 puteri dan 1 putera. Tergugah untuk membantu si yatim piatu melanjutkan pendidikan formalnya, Yayasan Hulasko melalui Program Pemberian Santunan sejak tahun 2009 memberikan “Bantuan Biaya Pendidikan” kepada dua yatim piatu, Shella, puteri no. 2 yang kini sedang menempuh pendidikan Program Diploma Akuntansi di Universitas Indonesia dan kepada Alqi, si bungsu, yang kini duduk di bangku salah satu SMUN Jakarta. Si sulung, yang sudah menamatkan pendidikan strata-1 dan kini sudah berkeluarga, inilah yang selama ini menjadi wakil keluarga alm Asep Epi Sapari dalam berkomunikasi dengan Yayasan Hulasko.
Silaturahim yang hangat
Sudah lama memang Yayasan tidak ketemu muka dengan Shella dan Alqi. Oleh karena itu, selain untuk menjalin silaturahim, Yayasan mengundang mereka berdua untuk melakukan evaluasi progres studi mereka sebelum memutuskan memberikan perpanjangan “Bantuan Biaya Pendidikan”. Dari Pengurus Yayasan, hadir Budi Palupi, Johanes Sudarsono, dan Enny Juliani. Secara bergantian, Budi Palupi dan Johanes Sudarsono, memberikan apresiasi, nasehat serta wawasan dan kepada kedua anak yatim piatu tsb. Secara mandiri, mereka berdua mengelola rumah tangga di rumah peninggalan almarhum dan almarhumah orang tuanya. Benar-benar mandiri, karena semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh mereka berdua, tanpa hadirnya pembantu.
Berdasarkan hasil evaluasi, kendati di luar bidang studi formal, Shella ternyata aktif di Bidang Seni Budaya di kampusnya, sedangkan Alqi menekuni hobinya Pencak Silat, mereka berdua tetap berprestasi dan memenuhi persyaratan sesuai Policy Program Bantuan Biaya Pendidikan Yayasan. Dengan suasana gembira, pada pertemuan ini Yayasan melakukan penandatanganan Surat Perjanjian Program bantuan Biaya Pendidikan Thn 2011 – 2012.
SELAMAT Shella & Alqi – Pertahankan prestasimu dan kemandirianmu untuk masa depan kalian!

Sudah lama memang Yayasan tidak ketemu muka dengan Shella dan Alqi. Oleh karena itu, selain untuk menjalin silaturahim, Yayasan mengundang mereka berdua untuk melakukan evaluasi progres studi mereka sebelum memutuskan memberikan perpanjangan “Bantuan Biaya Pendidikan”. Dari Pengurus Yayasan, hadir Budi Palupi, Johanes Sudarsono, dan Enny Juliani. Secara bergantian, Budi Palupi dan Johanes Sudarsono, memberikan apresiasi, nasehat serta wawasan dan kepada kedua anak yatim piatu tsb. Secara mandiri, mereka berdua mengelola rumah tangga di rumah peninggalan almarhum dan almarhumah orang tuanya. Benar-benar mandiri, karena semua pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh mereka berdua, tanpa hadirnya pembantu.
Bagaimana tidak hangat? Pak Sudarsono, dengan kocak dan kadang-kadang serius, melalui pengalaman hidupnya yang panjang, “maringi pitutur” dengan contoh-contoh nyata seseorang dalam memilih bidang studi dan paska studinya agar tidak salah langkah. Begitu pula, Budi Palupi mengingatkan perlunya disiplin dalam menjalani studinya dan bersyukur dalam menjalani kehidupannya.
Berdasarkan hasil evaluasi, kendati di luar bidang studi formal, Shella ternyata aktif di Bidang Seni Budaya di kampusnya, sedangkan Alqi menekuni hobinya Pencak Silat, mereka berdua tetap berprestasi dan memenuhi persyaratan sesuai Policy Program Bantuan Biaya Pendidikan Yayasan. Dengan suasana gembira, pada pertemuan ini Yayasan melakukan penandatanganan Surat Perjanjian Program bantuan Biaya Pendidikan Thn 2011 – 2012.
SELAMAT Shella & Alqi – Pertahankan prestasimu dan kemandirianmu untuk masa depan kalian!
No comments:
Post a Comment