Meskipun telah meraih banyak dalam hidup, kita tidak boleh berhenti menetapkan tujuan. Tujuan kita mungkin lebih kecil/sedikit dibandingkan dengan tujuan orang lain, tetapi kita harus tetap bertekad menetapkan tujuan, meraih mimpi, dengan melakukan yang terbaik dalam hidup ini.
Itulah penggalan yang disampaikan Yayasan HULASKO pada hari Sabtu tanggal 22 Juni 2013 lalu kepada sekitar 75 siswa Kls VII & VIII Sekolah SMART Ekselensia Indonesia (SMART), Parung Bogor. Dikelilingi dengan rimbunan pepohonan yang hijau, udara yang sejuk, dan suasana yang tenang, Yayasan HULASKO kembali berdonasi ilmu ke SMART. Membuka sesi tsb, Kordinator Komunitas Filantropi Pendidikan serta Kepala Sekolah SMP SMART menyampaikan Terima Kasih kepada Yayasan HULASKO yang secara rutin berbagi ilmu kepada siswa-siswa cerdas, yang menyimpan potensi luar biasa sebagai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, namun sumber daya ekonomi mereka menjadi pembatas cita-cita dan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Murid yang budiman dan Gatotkoco stres
Melalui materi “KEPRIBADIAN”, saya mengajak siswa menyanyikan lagu “Pergi Belajar”. Meninggalkan ayah-bundanya, bapak-ibunya, bapak-emaknya, bopo-biyung-e, beserta saudara-saudaranya yang jauh di Aceh, Medan, Batam, Pekanbaru, Lampung, Ciamis, Semarang, Yogyakarta, Kebumen, Surabaya, Bangkalan Madura, Lumajang, Bima, Banjarbaru KalSel, Bengkayang KalBar, Banggai SulTeng, Makassar SulSel, Merauke Irian Jaya, dan lain2nya, sejatinya siswa-siswa ini pergi belajar, merantau ke SMART di Parung Bogor, untuk menjadi murid yang penuh semangat, yang rajin, yang menghormati guru, yang menyanyangi teman, yang budiman. Intinya, yang ber-KEPRIBADIAN.
Dengan contoh-contoh nyata, saya mengajak semua siswa untuk memiliki kepribadian yang sehat, seperti: selalu bertindak santun dalam bersikap dan berbicara serta menjaga hubungan baik dengan guru/ustadz & ustadzah, karyawan dan siswa lain, sopan dalam berpakaian, melaksanakan budaya senyum, sapa dan salam, membantu atau menolong temannya, serta bekerjasama dalam kegiatan positif di sekolah. Bukannya berkepribadian buruk, seperti mudah marah, cepat tersinggung, kejam dan suka usil kepada temannya, memusuhi, mencemooh orang lain, berbohong, tidak bertanggung jawab, pesimis, dan tidak bergairah dalam menjalani kehidupan.
Sahabat-Sahabat HULASKO,
Di era seperti sekarang ini di mana manusia modern cenderung bersifat individualis, hedonistis dan materialistis, tidak lupa saya mengingatkan semua siswa tentang “Nilai-Nilai Dasar Kehidupan” yang secara universal berlaku di dunia. Jangan sampai karena gagal berkomunikasi dan buruknya relasi antara kita dengan orang lain menyebabkan stres atau bahkan terjadi cek-cok, kekerasan, “bullying”, dan perkelahian.
“Iya, bu saya pernah mengalami stres, dengan sering menangis di 3 bulan pertama berada di SMART, karena perpisahan dengan orang tua”, aku siswa yang berasal dari Samarinda. “Bagaimana kita yang berotot dan bertulang biasa tidak pernah stres, lha wong Gatotkoco yang ber-otot kawat balung wesi saja pernah stres pada saat dia gandrung Pergiwo”, demikian canda saya ke para siswa.
Karena kepribadian itu bisa diubah sejalan dengan perjalanan waktu dan pertambahan usia, saya meminta siswa bisa mengelola pikirannya dan melakukan latihan untuk mengubah dari yang kurang baik menjadi baik, dari yang sudah baik menjadi lebih baik. Melalui tugas kelompok, yang terdiri dari 10 siswa per kelompok, saya tugaskan semua siswa untuk presentasi menyampaikan mimpinya untuk memiliki relasi dan suasana ideal di SMART dan lingkungan sekitar SMART.
Semua Kelompok alhamdulillah menyampaikan hal-hal positif dan menggembirakan. Ini mengkonfirmasi bahwa pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, yang membutuhkan orang lain, sehingga dirinya harus berbudi dan berakhlak mulia agar terjalin relasi yang baik dan harmonis. Inshaa Allah, melalui pelatihan seperti ini dan teladan lingkungan, akan menghasilkan individu-individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, kepedulian yang santun, yang sungguh-sungguh dan berjiwa sosial.
Sukses adalah Hak Saya – Pernah Ditembak Cewek
Mengawali sesinya yang berjudul “TERAMPIL BERKOMUNIKASI SEBAGAI JEMBATAN UNTUK MERAIH PRESTASI”,pak Sutikno Pandoyo (MYY, panggilan di kalangan HULASKO) menceriterakan perjalanan hidupnya kepada semua siswa. Dalam perjalanan yang panjang, MYY menjalani pergulatan hidup dengan sungguh-sungguh. Dan kini dengan bekerja di perusahaaan MiGas yang bertaraf internasional, kenyataan yang diraih MYY jauh melampaui cita-citanya sewaktu kecil.
“Resep sukses itu sederhana. Hidup harus punya impian, Sukses adalah Hak Saya!!. Sukses adalah Hak Setiap Orang”, ujar MYY. Meneruskan memotivasi siswa, MYY mengatakan, “Orang bisa sukses sepanjang dirinya menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati. Dengan positif, tegas, konsisten dan menyeluruh, seseorang bisa bangkit dari keadaan lemah menjadi kuat, gagal menjadi sukses”.
Masuk ke materi utama, MYY mengingatkan betapa pentingnya komunikasi, apalagi kelak nantinya apabila siswa harus berbicara di hadapan khalayak ramai atau publik, pada saat siswa nanti menjadi “seseorang” (pengusaha sukses, bupati, walikota, gubernur, menteri, atau bahkan presiden). Seni / Teknik Berbicara yang dipakai pada saat Presentasi/Pidato/Rapat atau Pembawa Acara, bukan semata hadiah dari Tuhan atau talenta. Semua bisa dipelajari. “Bagian yang sulit adalah memulai langkah pertama, berupa ketakutan atau kecemasan awal. Itulah kendala yang dihadapi setiap pembicara, tapi selebihnya akan mudah”, tutur MYY. Selanjutnya MYY mengajarkan teknik berbicara yang gaya, prima, memukau, mempesona dan membuat orang yang mendengarkan terpaku menyimak pembicaraan.
Modal utama dan penyampaian bicara yang baik diajarkan secara runtut oleh MYY. Mulai dari harus menghilangkan segala ketakutan, selalu berpikiran positif, siap fisik dan mental, mampu menyesuaikan diri dengan keberadaan peserta, menguasai materi, first impression dalam rangka menebar pesona, jangan over confidence, menguasai teknik penyampaian, eye contact, intonasi dimainkan, sampai cara berbicara dengan seluruh kepribadian kita.
Praktek Berbicara? Tentu, sesi Praktek Berbicara diberikan kepada beberapa siswa. Dengan topik yang berbeda-beda, antara lain: “Kelebihan dan Kekurangan Saya”; “Pengalaman Saya Yang Berharga”; “5 Orang Yang Saya Cintai”; “Pernah Jatuh Cinta”; dan yang menggelikan “Pernah Ditembak Cewek” telah disampaikan secara kocak oleh seorang siswa yang berasal dari Batam. Ia menceriterakan ketika di Kls VI SD pernah ditembak seorang cewek berambut keriting dengan senyum yang menggoda. Setiap kali berpapasan dengan si cewek ini, setiap kali pula perjaka kecil Batam menghindar. Riuhlah seluruh siswa yang mendengar pengakuan perjaka ini. Walaupun kini si perjaka tidak pernah bertemu lagi dengan si cewek penembaknya, ia selalu ingat kejadian ini.
Dari sesi ini, Doni Septian, siswa yang berasal dari Rumbai, Pekanbaru, Riau, tampil membanggakan. Sebagai MC dari keseluruhan sesi Donasi Ilmu Yayasan HULASKO, Doni tampil “pede”, hapal dan benar menyebut nama saya, MYY, dan tentu Yayasan HULASKO, jelas intonasi suaranya, lancar merangkai kalimat-kalimat yang digunakan dalam menjalankan perannya sebagai MC.
Mengakhiri sesinya, MYY memberikan rahasianya sebagai pembicara yang sukses, yakni mampu menyalakan minat; mampu terus menerus konsentrasi; serta mampu memiliki emosi pendengar.
Sahabat-Sahabat HULASKO,
Motivasi timbul dari hati. Kita mendapat banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari. Kita membacanya di berbagai media cetak, menyaksikannya di media kaca dan melihatnya di sekitar kita. Hidup bukan urusan menang atau kalah, melainkan cara kita memainkan pertandingan. Intinya menjadi yang terbaik semampunya, karena setiap individu memiliki potensi hidup untuk meraih hasil yang baik. Kita perlu yakin dalam meraih mimpi bahwa kita berguna untuk hidup.
“Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka”.
(Eleanor Roosevelt)
Salam HULASKO,
Budi Palupi