Thursday, 17 March 2011

DONASI ILMU YAYASAN HULASKO KE SEKOLAH SMART EKSELENSIA INDONESIA, PARUNG, BOGOR

Donasi Ilmu, Bukan Donasi Dana

Hari Sabtu, 5 Maret 2011 yang sejuk karena bekas hujan semalaman tidak menyurutkan semangat Yayasan HULASKO untuk Donasi Ilmu, ya Donasi Ilmu, bukan Donasi Dana, ke Sekolah Smart Ekselensia Indonesia- Lembaga Pengembangan Insani (SEI-LPI) di Parung, Bogor.

Setelah tiba di tempat tujuan, sudah terlihat di ruang pelatihan diadakan, anak-anak siswa Kls 5 (setara dengan Kls 3 SMU) Angkatan ke-3, sejak SEI didirikan 7 tahun lalu. Keberangkatan Yayasan ke SEI ini merupakan kunjungan ke-2 .

Disertai hujan rintik-rintik, selama di perjalanan dalam satu mobil dari Jakarta menuju tempat tujuan, rombongan Yayasan Hulasko yang terdiri dari Budi Palupi (Ketua Badan Pengurus Yayasan dan Ketua Rombongan), J. Sudarsono (Wakil Ketua Yayasan dan Facilitator), Sutikno Pandoyo (Facilitator), Emmy Soerjo (Humas Yayasan) dan Nehria Sudjarwo (Sekretaris Yayasan), memanfaatkan kebersamaan tersebut dengan ceritera-ceritera nostalgia selama berkarya di Hulasko.

Trashik, Acara Pembuka

Tepat jam 8:00 acara dibuka dengan pertunjukan musik Trashik yang dimainkan oleh siswa-siswa baru kelas 1 SMP Angkatan ke-7, yang merupakan siswa-siswa berbakat yang mewakili seluruh propinsi di Indonesia. Walaupun istrumen musik yang digunakan adalah barang-barang bekas, para siswa tampil ceria dan semangat. Dan, salah satu lagunya adalah, “Kucing Garong”, lucu, menggelikan melihat raut muka anak-anak yang senyum sambil memainkan instrumen itu. Melodinya yang keluar karena pukulan pada jejeran botol bekas, tidak kalah lho dengan melodi yang dihasilkan dari gitar akustik.

Mewakili pimpinan SEI-LPI, Bpk. Abdul Manaf, Kepala Sekolah SMP, memberikan kata sambutan, dengan mengucapkan Terima Kasih ke Yayasan Hulasko. Beberapa minggu lalu sebelum kunjungan Yayasan Hulasko, SEI juga menerima Bakti Peduli dari PT Trakindo Utama, di mana “Petinggi-Petinggi”nya mengajarkan pentingnya integritas bagi siapapun, termasuk bagi siswa-siswa. SEI-LPI memang sering menerima tamu dari berbagai Perusahaan atau Institusi , yang memberikan Donasi Ilmu, seperti yang diberikan oleh Yayasan Hulasko.

Tujuan, Harapan Yayasan Hulasko, Insan Kamil

Budi Palupi menyampaikan terima kasih kepada pimpinan SEI-LPI atas kepercayaan dan kesempatan ke-2 yang diberikan kepada Yayasan. Mengingat jajaran pengajar dan siswa peserta sesi ini berbeda dengan kesempatan pertama thn 2010, Budi Palupi menjelaskan status Yayasan Hulasko. Patut disyukuri warga Hulasko yang kini bertebaran di berbagai perusahaan di Indonesia maupun di manca negara mempunyai keterikatan melalui payung Yayasan Hulasko yang visinya adalah ingin menciptakan Keluarga Besar Hulasko yang peduli terhadap kesulitan warganya dan masyarakat umum, melalui program penyantunan, pendampingan dan pemberdayaan, berdasarkan rasa kesetiakawanan, persaudaraan dan persatuan yang kokoh.

Menyadari potensi dan kompetensi beragam yang dimiliki oleh warga Hulasko, melalui program pendampingan dan pemberdayaannya, Yayasan melakukan Donasi Ilmu ke SEI-LPI. Benar, warga Hulasko yang sarat ilmu dan pengalaman bersedia berbagi ilmu untuk Keluarga Besar Hulasko sendiri maupun masyarakat umum, seperti SEI-LPI ini.

Ini semua dimaksudkan untuk berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan bangsa dan bersama-sama komponen lain bangsa menjadikan Indonesia ke depan lebih baik.

Setelah memperkenalkan satu demi satu rombongan Yayasan Hulasko yang hadir di acara ini, Budi Palupi juga menyampaikan pesannya agar para siswa menjadikan dirinya sebagai Insan Kamil.

Apa itu Insan Kamil? Sesuai yang dinasehatkan oleh Ibnu Sina, seorang ilmuwan muslim, Insan Kamil adalah insan yang bisa mendayagunakan keseluruhan potensi yang dimiliknya dengan seimbang. Dengan menggunakan keseluruhan potensi secara seimbang, seseorang akan menjadi kalifah yang baik di bumi, di masyarakat. Untuk menjadi insan kamil, arah pendidikan yang diberikan harus mencakup 3 hal utama :

Perkembangan fisik, melalui:

· makanan yang thayyib dan halal

· istirahat, tidur yang cukup

· olah raga yang teratur dan terukur

1. Perkembangan agama, akhlak, budi pekerti

2. Perkembangan intelektual

Budi Palupi percaya para siswa telah mendapatkan ketiga hal tsb di SEI-LPI. Selanjutnya juga mengingatkan agar siswa mempersiapkan dengan matang karena bulan April mendatang mereka menempuh ujian. “Ikuti jejak para senior kalian, karena thn 2010 lalu, seluruh siswa Kls 5 sebanyak 30 (tiga puluh) semuanya bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri”, begitu pesan Budi Palupi.

Mengakhiri sambutannya, Budi Palupi meminta 30 (tiga puluh) siswa Kls 5 plus 1 (satu) siswa lulusan thn lalu yang berkunjung ke SEI-LPI setelah menyelesaikan Program Pertukaran Pelajar ke Belgia, memperkenalkan dirinya masing-masing, dengan menyebutkan asal daerah dan talenta/keahlian yang dimiliki atau cita-cita mereka. Ternyata mereka berasal dari kota yang beragam, a.l. Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Tual Maluku, Samarinda, Bone, Makassar, dll. Demikian juga, talenta keahlian dan cita-cita mereka juga beragam, a.l. fisika, kimia, seni musik, teknik informatika, politik, bahasa asing (Jepang, Perancis, Arab), dll.

Sesi Pertama Donasi Ilmu, “Motivasi Untuk Pengembangan Diri”

Sebagai sosok yang menguasai ilmu “Public Speaking” dan seringnya tampil sebagai Master of Ceremony, Sutikno Pandoyo, tampil penuh percaya diri. Dengan intonasi yang jelas serta volume suara yang pas, walaupun saat itu agak batuk, pak Tikno seperti menghipnotis para siswa yang serius menyimak paparan “Motivasi Untuk Pengembangan Diri”.

Sesuai dengan tujuannya, sesi ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta dengan cara mensimulasikan dan mendiskusikan tentang “Motivasi” yang dapat digunakan sebagai lokomotip untuk mendorong semangat setiap insan dalam proses menggapai masa depan.

Pak Tikno mengungkapkan, “Sukses itu milik kita semua” bagi yang benar-benar menyadari, yang menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati.

Ungkapnya, rasa percaya diri akan timbul bila meng-apresiasi diri kita sendiri. Patut disayangkan orang Indonesia ternyata paling kurang memberi apresiasi kepada orang lain.

Kepada siswa, pak Tikno yang kini bekerja di PT Arah Prana (Modec Langsa) juga memberitahu bahwa antara Sukses dan Gagal, sebenarnya perbedaannya tipis sekali . Yang membedakannya adalah Motivasinya. Dan untuk membangkitkan motivasi menuju sukses, diperlukan:

ü Bangun sikap mental yang positif dan sukses

ü Cintai profesi kita dan lingkungan sekitar

ü Berani merubah pola pikiran

ü Berhenti menyalahkan orang lain (Orang gagal ialah orang yang selalu menyalahkan orang lain)

ü Berani menyalahkan diri sendiri

ü Belajarlah

Motivasi paling bagus datang dari kita sendiri, walaupun orang lain juga dapat memotivasi kita. Dan untuk bisa fokus pada motivasi, buatlah jadwal.

Sebuah contoh kegigihan motivasi adalah cerita tentang si Pendiri ayam Kentucky (Kol. Sanders) yang pada mulanya menjajakan dagangan ayamnya dari rumah ke rumah. Pada ketukan pintu rumah ke 1016 barulah ada pembeli pertama. Tentu ini memerlukan kegigihan tersendiri.

Selain kegigihan, untuk membangkitkan motivasi diperlukan disiplin dan kontrol emosi. Di sesi ini juga ditanyakan kepada siswa, “Apa buktinya seseorang memiliki emosi rendah?”. “Gampang, bila anda sedang mengendarai motor, tiba-tiba ada motor yang menyalip anda dengan ugal-ugal-an, anda tetap tenang dan fokus mengemudikan motor anda, itu buktinya anda bisa mengontrol emosi anda”, ujar pak Tikno.

Mengakhiri sesinya, pak Tikno mengatakan kesuksesan adalah 10% ilham dan 90% -nya keringat. Karena hidup ini adalah pilihan, maka carilah yang membuat kita senang/gembira.

Kesempatan berhasil di tangan Yang Maha Menentukan, tetapi tugas kita bukan untuk berhasil tetapi untuk mencoba. Karena dari mencoba itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil.

Secara ringkas program ini mengungkapkan betapa dahsyatnya MOTIVASI, yang ternyata mampu membangkitkan jiwa yang lemah menjadi kuat, orang yang pesimis menjadi optimis dan orang yang gagal menjadi sukses. Survey membuktikan bahwa orang yang sukses dan orang yang gagal ternyata perbedaan IQ-nya sangat tipis. Yang menyolok adalah perbedaan Motivasinya.

Sesi Kedua, “Meningkatkan Kinerja Melalui behaviour Intervention”

Mengawali sesinya, J. Sudarsono, yang di tempat bekerjanya sekarang mendapat tugas multi disiplin, menceriterakan riwayat hidupnya. Mulai dari saat bekerja yang hanya berbekal setara ijazah sekolah menengah atas, atas kemauannya yang keras dan kemampuannya, J. Sudarsono berhasil meraih gelar kesarjanaan strata-1. Setelah pengabdian yang cukup panjang, dengan pertimbangan yang matang, J. Sudarsono meninggalkan perusahaan bukan karena ada masalah dengan perusahaan, tetapi J. Sudarsono ingin sekolah lagi, demi meningkatkan kemampuan akademiknya. Di sela-sela kesibukannya bekerja sebagai konsultan, J. Sudarsono berhasil menggapai titel magister, sarjana strata-2, dan kini mencurahkan perhatian serta melalui kontribusinya yang beragam di Lapindo Brantas, Inc.

Ceritera singkat tentang riwayat tsb dimaksudkan untuk membangkitkan semangat para siswa agar tak kenal lelah untuk terus belajar, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pak Darsono mengatakan bahwa tujuan sesi ini adalah agar siswa dapat memahami metodologi Behaviour Intervention. Dengan memahaminya, siswa bisa mengintervensi perilaku kerja dirinya sendiri maupun perilaku kerja orang2 di lingkungannya. Metode ini bisa diaplikasikan di lingkungan keluarga maupun di masyarakat.

Walaupun materi yang disampaikan oleh pak Darsono adalah yang dilaksanakan di dunia kerja, para siswa tampak antusias mendengar ceritera tentang pentingnya pelaksanaan HSE (Health, Safety & Environment), di industri minyak dan gas bumi. Penting karena industri minyak dan gas bumi adalah industri yang: tinggi teknologi, tinggi resiko dan padat modal. Bagaimana tidak padat modal, kalau biaya pengeboran untuk 1 sumur darat adalah sekitar US$ 4 – 5 juta, sedangkan untuk 1 sumur lepas pantai memerlukan biaya US$ 50 – 55 juta.

Pak Darsono menjelaskan Budaya Kerja Aman (Safety Culture) untuk meningkatkan kinerja diperlukan:

ü Attitude / Sikap

ü Behavior / Perilaku

ü Culture / kebiasaan kinerja di lingkungan sekitar

Lebih lanjut, pak Darsono membagi ilmu dan pengalamannya dalam melakukan Intervensi Perilaku, melalui berbagai metode, antara lain, Pendulum Top Down – Negative Effect & Positive Impact; Rekayasa Teknik (Engineering) yang akan menaikkan level:

ü Performance, engineering control

ü Standards

ü Perilaku

ü

Bagaimana cara merubah perilaku orang lain?. Caranya akan dapat dipelajari”, ucap pak Darsono yang juga juga mengatakan seringkali orang tua bukan merubah perilaku anaknya, tetapi hanya memberitahu apa yang diinginkannya.

Secara detil, pak Darsono menjelaskan aplikasinya di industri migas melalui Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja, yang dilakukan melalui pendekatan perubahan perilaku dan membentuk Safety Culture/Budaya Kinerja Aman.

Menurut survey hampir semua kecelakaan disebabkan oleh perilaku manusia dan penurunan kecelakaan kerja, harus dilakukan dengan pendekatan konsep:

ü Teori Perilaku

ü Teori Motivasi

ü Teori Komunikasi

Pak Darsono juga menjelaskan step atau tahapan melakukan “Implementasi Behaviour Observation”, melalui : Prepare, Observe, Intervention/Communication, Record – Hasil Intervensi, dan Follow-Up.

Melalui perubahan perilaku yang permanen, bisa didapat performance yang optimal dan performance ini bisa diukur dari:

ü Total behaviour observation

ü Safe observation index

ü Accident/frequency/rate

Secara keseluruhan, program ini mengajarkan tentang manfaat Behaviour Intenvention (Perubahan Perilaku Kerja) dalam upaya meningkatkan kesadaran seseorang agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal, benar dan aman.

Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan keahlian yang relevan, namun pengamatan membuktikan walaupun seseorang memiliki keahlian yang memadai, belum tentu bisa menghasilkan kinerja yang optimal. Kinerja optimal tidak cukup dicapai hanya mengandalkan keahlian yang relevan, tetapi harus ditunjang aspek lain, yaitu perilaku.

Banyak orang pintar namun belum tentu mau bekerja dengan baik. Mengapa demikian? Salah satu cara pendekatannya adalah melalui Behaviour Intervention. Kita harus dapat mengintervensi perilaku seseorang agar orang mau berperilaku yang menunjang pada peningkatan kerja dan kerjasama dalam team.

Mengakhiri sesi, pak Darsono menceriterakan kepada siswa proses terjadinya Lumpur Sidoarjo, upaya-upaya penanggulangan yang telah dijalankan dengan semua pihak terkait dan statusnya kini. Penjelasan pak Darsono yang bekerja di Lapindo merupakan hal baik, agar publik luas tidak saja mendapatkan berita dari satu sisi yang dilansir oleh media, tetapi juga dari Lapindo. Siswa-siswa mendengarkan secara serius dan kini telah mendapatkan berita yang seimbang.

Menutup Program Donasi Ilmu dari Yayasan Hulasko, Budi Palupi mengharapkan pengetahuan yang dibagikan kepada para siswa memberikan banyak manfaat untuk kehidupannya sekarang sebagai pelajar maupun nanti di dunia kerja.

Diantar oleh beberapa pengajar SEI-LPI, rombongan Yayasan berkeliling area SEI-LPI, melihat

fasilitas yang ada, antara lain, Asrama Siswa, Ruang Makan, Perpustakaan (yang sedang dibangun ulang, dengan memperluas bangunannya), Sekolah Guru Ekselensia Indonesia, lapangan Olah Raga, dll.

000OOO0000